KKN -Liburan 4 SKS- (Bagian 5)



Begitulah kira-kira lirik lagu yang akhirnya mengisi hari-hari selanjutnya bersama Siddiq. Bahkan menggeser Mars Unhas sebagai puncak lagu teratas saya dan Siddiq.
Demi membuat bedengan di samping posko, akhirnya bergelut juga dengan tahi sapi. Terima kasih kepada Siddiq yang mempunyai kekuatan lebih untuk mencangkul tanah yang keras itu -kamu berbakat jadi penggali kubur nak. Saat sedang mengerjakannya, Issang muncul dengan kudanya yang membawa hasil panen. Kami mencoba menaiki kuda itu bergantian juga foto bersama tentunya. Terima kasih Issang yang tak lelah meladeni permintaan kami. Tentunya bedengan ini juga harus memiliki pagar, tercetuslah ide pembuatan pintu elektrik –pintu yang bisa tertutup sendiri- berbahan barang bekas itu.
Lihatlah ekspresi kebahagiaannya ketika mendapat tahi sapi


Berfoto bersama di depan posko, yang memakai sarung itu Isssang
Menjelang penjemputan, musibah menghampiriku, terjatuh dari motor. Jatuhnya pun terkesan bodoh karena tidak sengaja tersenggol motor Helky, itupun karena kami bercerita di sepanjang perjalanan sehingga harus bersampingan. Mungkin juga karma karena menertawai Helky yang ditegur Polantas. Perempuan yang lebih sering dijuluki chibi ini –karena postur tubuh yang terkesan imut- kabarnya menagis dengan tersedu-sedu sesampainya di posko sebab menyalahkan diri sendiri –menurut cerita Isna. Disisi lain saya dan Siddiq hanya tertawa mengenang peristiwa tadi sembari duduk di depan Indomart sambil menerawang luka yang berdarah sambil menjilati sebatang es cream. Terima kasih juga kepada Syukur yang membuat pusing dengan niat baiknya memperbaiki kaca spion malah berbuntut patahnya spion motor pinjaman.

Sebelum meninggalkan posko kami membuat pesta perpisahan, cuma bakar-bakar ikan dengan mengundang warga dan kawan-kawan lain. Jangan kira kami memiliki uang untuk mengadakan pesta ini, beruntunglah ada dana 1 juta/posko dari Bupati dengan syarat LPJ-nya harus dibuat terlebih dahulu. Dengan kondisi Lili yang ngambek karena dipaksa kerja lebur sedang LPJ dikejar deadline. Akhirnya saya juga yang harus begadang menyelesaikannya. Sedikti aneh ketika melihat ibu-ibu yang datang ke posko kami dengan menteng sekantung beras pada saat itu. Katanya sudah biasa disana, saling membantu. Beras yang diberikan itu kami bawa ke makassar sebagai oleh-oleh.

Kami meninggalkan posko dan kembali ke Makassar dengan iringan anak-anak TK Rabbani yang berpakaian rapi sejak pagi, keluarga dari Pak Desa dan Pak Sekdes juga warga sekitar posko. Terima kasih kepada Bidan-bidan Desa yang memanggil kami bersilaturahmi -sambil makan pisang- di rumahnya. Terima kasih kepada ucu’ dan teman-temannya yang tak lelahnya menyorakiku setiap melewati mereka yang sedang bermain. Tak lupa kepada Uci’ yang entah mendapat ilham dari mana memanggilku dengan sebutan Aliando. Terkhusus kepada Ari yang mau meladeni kekonyolanku bersama Siddiq selama berada di posko. Juga Fikar dan kawan-kawan yang membantu kami selama di posko dan mengajakku bermain futsal. Kakak-kakak pengajar TK Rabbani yang selalu mendoakan. Seseorang –saya lupa namanya- yang membantu memperbaiki pipa air sehingga sumber air su dekat lagi. Soelmate Siddiq –saya juga lupa namanya- yang sering berkunjung di posko. Special kepada Pak Sekdes yang selalu meluangkan waktunya bagi kami.

Thanks to All

CONVERSATION

Back
to top