Mandi di sungai hari 1 |
Diantara kami semua Isnalah yang paling suka dengan kelapa. Sisanya kami simpan dulu untuk dibawah pulang ke posko. Ternyata sudah banyak warga yang mandi ketika kami sampai disungai. Saya dan Siddiq memutuskan mandi-mandi dan memanjat akar gantung yang tinggi. Tapi ada yang aneh dengan muka orang-orang, seperti memakai bedak atau lulur. Setelah bertanya baru kami mengerti orang-orang menggunakan batu yang muda hancur bila terkena air untuk dijadikan bedak atau lulur. Tentu saja kami juga mencobanya. Pulang dari sungai selepas mandi enak rasanya menikmati kelapa muda. Hal lucu terjadi ketika Siddiq makan kelapa, kepalanya dijatuhi sarang burung, mungkin bayi-bayi burung itu sudah menemukan induknya.
Mencoba memakai lulur dari batu |
Ujian iman terbesar menghampiri ketika ada hajatan perkawinan, yang otomatis akan ada elekton. Ajakan menonton pun datang dari kawan-kawan, terutama Bule’ dan Ari. Dilema hatipun muncul, pasalnya, diri ini baru saja telah melewati bulan yang suci. Karena teman posko yang sudah lelap sedang diri ini masih belum bisa tidur, saya akhirnya mengiakan ajakan itu. Awalnya lagu dan goyangan biasa saja tapi, semakin mendekati tengah malam, aliran goyangan dan musikpun berubah. Ketika itu saya melihat sang “brandal ciliwung” bersama genknya berada di atas panggung menonton goyangan dahsyat itu walaupun dari bagian pinggir saja.
Peristiwa yang tak terduga
terjadi ketika salah satu biduan menduduki pundak si ucu’, sambil bergoyang dia berkata
“melo'koga?” dan disertai tawa ucu' pun menjawab “cianaaa”. Perlu diketahui
hajatan perkawinan ini antara anak Imam Desa dengan salah seorang warga dusun II. Elektonnya juga berlangsung selama dua hari, yang pertama di rumah si wanita
dan kedua di rumah si pria. karena yang kedua bertempat di halaman rumah Imam Desa, goyangan dan pakaian agak jauh berbeda dengan malam pertama. Tapi tenang, kali ini saya tak sendiri lagi, pada malam itulah
saya dan Siddiq tersugesti sebuah lagu bergenre dangdut, dinyanyikan bersama kawan-kawan
pemuda desa. Judulnya cukup unik, “Ditangkap Polisi”
Sudah berulang kali abang katakanJangan bermain cinta sama premanNanti ade’ bisa sakit hatiSakit sakit sungguh sakitreff:kalau abang ditangkap polisi, sudikah adek jenguk abangkalau abang ditembak mati, sudikah adek gantung dirimohon kepada yang kuasa semoga besok sidang bebasabis bebas mabok lagiabis mabok rampok lagi
Selanjutnya...
CONVERSATION