Kerumunan ini bermula pada sebuah ruang berukuran 3x4 meter di awal bulan September tahun 2015. Dua orang sahabat, Aman, orang-orang menjulukinya "pemuda berbahaya" entah mengapa, dan Kak Pardi, rambut gondrong membuat penampilannya 11-12 dengan vokalis band payung teduh. Keduanya ingin mengadakan kelas jurnalistik bagi siswa SMA di Kabupaten Maros. Saya pun mengiyakan untuk ikut dalam kegiatan yang akan digarap ini. Kegiatan dengan komunitas sebagai basisnya, Komunitas Sahabat Alam (Kosalam). Seorang yang terakhir bergabung adalah Abot, buff sudah seperti bagian dari kepalanya.
Kelas Menulis untuk pemuda kampung |
Pelaksanaan pertama diadakan pada bulan September di Desa Salenrang, Rammang-Rammang, dengan peserta 18 peserta. Masalah yang kami hadapi yakni timpangnya keterwakilan tiap sekolah, baik dari segi jumlah maupun jenis kelamin, hal ini menjadi pekerjaan rumah untuk kegiatan selanjutnya. Dalam kegiatan pendidikan organisasi/komunitas sering kali bermasalah pada followup kegiatan. Hal ini pun kami alami juga, jarak sekolah yang berjauhan ditambah lagi peserta dari pesantren sulit diizinkan keluar mengakibatkan sulitnya peserta untuk dipertemukan. Alternatif lain pernah dicoba melalui media sosial maupun mengumpul tulisan melalui email, tapi tidak berjalan secara maksimal. Hal ini berdampak pada pelaksanaan kegiatan selanjutnya.
Seleksi alam pun terjadi diantara
kami, Abot harus pamit untuk berjuang di kampung asalnya. Pelaksanaan
kegiatan Jurnalistik selanjutnya menjadi terbengkalai karena kurangnya
personil. Pertemuan diakhir bulan Oktober, menyadarkan kami untuk meningkatkan
kapasitas masing-masing dalam mengelola pembelajaran di dalam komunitas.
Diadakanlah pendidikan pengorganisasian komunitas pada bulan November. Dengan
harapan kerja komunitas lebih rapi dan terencana.
1 Januari 2016, diadakanlah pertemuan
setelah lama terbengkalai. Pertemuan itu dihadiri beberapa pemuda yang diharapkan
bisa bergabung dalam komunitas. Setelah membuka pertemuan, Kak Hasan mengawalinya
dengan pertanyaan “sebenarnya apa mimpi dari komunitas ini?” Pertanyaan
tersebut menjadi pemantik dialog yang berkepanjangan, satu persatu
peserta-pertemuan mengutarakan pandangannya masing-masing. Kesimpulan yang
terlahir adalah sebuah kesamaan tujuan, yaitu kesejahteraan bersama yang selaras
dengan alam. Bersandar pada mimpi tersebut, komunitas bersepakat untuk
menjalankan beberapa agenda strategis diantaranya, kelas menulis, pendidikan
dasar koperasi, dan pendidikan pertanian organik. Agenda tersebut menekankan
pada upaya penguatan anggota komunitas melalui pendidikan terorganisir oleh
orang-orang yang tergabung di dalam komunitas itu sendiri.
Intinya, Kosalam hadir dilandasi
atas semangat belajar. Harapannya, Kosalam dapat menjadi media bagi pemuda
antar kampung di Kabupaten Maros dan sekitarnya untuk berorganisasi guna
mengembangkan potensi diri. Pengembangan potensi diri bermuara pada kesadaran
kritis untuk bekerja dan bergerak bersama rakyat. Terakhir, gerakan yang
diharapkan tentulah gerakan yang berujung pada kesejahteraan bersama,
kesejahteraan berkat kerjasama antara manusia dan alam. Nilai itu termuat dalam
semangat: Belajar, Bergerak, dan Bergembira bersama.
Tak pantang arah, kami mencari
medium baru melalui kelas menulis kepada pemuda kampung. Pertemuan pun
berlangsung tiap minggunya, dengan biaya secara swadaya. Para peserta
bersepakat untuk menjalankan iuran mingguan, yang dimulai pada pertemuan
selanjutnya. Pertemuan ini berjalan sampai empat kali. Masih teringat dalam
ingatan, kelas menulis dengan peserta terbanyak ketika diadakan di
rammang-rammang. Mungkin karena faktor tempat. Sepertinya kawan-kawan lebih
berminat melepas rasa penasaran terhadap tempat ini. Terbukti, setelah
pertemuan itu jumlah peserta paling banyak lima sampai enam orang saja. Seperti halnya diskusi-diskusi yang diawali atau diakhiri dengan pertunjukan musik. Sangat
sepi ketika diskusi berlangsung, tapi entah mengapa ketika musik mulai terdengar orang-orang berdatangan dengan cepatnya. Pernah juga kami merubah metode pembelajaran
dengan fokus pada satu tempat saja, tetapi kemalasan peserta dalam mengerjakan tugas
membuatnya semakin berat. Alhasil hanya bertahan dipertemuan ke dua.
Titik balik terjadi ketika beberapa kawan mengikuti
wokshop koperasi di Makassar. Merasa terilhami, Kak Hasan dan beberapa kawan bersemangat membentuknya. Awalnya terasa berat karena
persyaratan dalam membentuk koperasi tidak mudah. 30 Januari 2016 dengan
susunan pengurus dan pengawas sementara kami membentuk Koperasi Sahabat Alam
dengan tugas pokok yakni menambah jumlah anggota dan menyelesaikan persyaratan
administratif lainnya untuk didaftarkan pada dinas terkait. Adapun kesepakatan
lainnya yakni iuran pokok sebesar Rp. 200.000 itupun dapat dicicil empat kali
dan iuran wajib sebesar Rp. 25.000/bulan, mulai diberlakukan bulan untuk bulan
depan. Berhasil memiliki akta notaris pada tanggal 2 April 2016 dengan biaya
yang ditanggung oleh Kak Hasan sebagai simpanan sukarela karena saat itu
tabungan koperasi belum mencukupi, 5 April 2016 akhirnya Koperasi Sahabat Alam
secara resmi terdaftar pada dinas terkait, Kak Hasan sebagai Dewan Pengawas sebagai pertanggungjawaban atas semangatnya, sedang posisi Ketua Koperasi diisi oleh Coli', pemuda dengan rambut ikal gondrong . Saya masih meyakini dalam hati, Kepala Bagian Koperasi Kab. Maros pasti bertanya-tanya di dalam hati mengapa kami menjadikannya sebagai ketua.
Guna menunjang kerja-kerja koperasi dibuatlah unit-unit usaha, diantaranya unit jasa penjualan pulsa dan unit simpan pinjam. Kami juga mencoba mengelola Warung Kopi (Warkop) setelah peresmian pada 15 april, beberapa bulan setelahnya harus kami hentikan karena beberapa hal. Diusia yang sudah mencapai satu tahun, Koperasi Sahabat Alam sudah memiliki 23 anggota dengan total simpanan koperasi menurut bendahara sudah mencapai delapan juta rupiah¹.
Workshop manajemen koperasi oleh Dinas Koperasi Kab. Maros |
Guna menunjang kerja-kerja koperasi dibuatlah unit-unit usaha, diantaranya unit jasa penjualan pulsa dan unit simpan pinjam. Kami juga mencoba mengelola Warung Kopi (Warkop) setelah peresmian pada 15 april, beberapa bulan setelahnya harus kami hentikan karena beberapa hal. Diusia yang sudah mencapai satu tahun, Koperasi Sahabat Alam sudah memiliki 23 anggota dengan total simpanan koperasi menurut bendahara sudah mencapai delapan juta rupiah¹.
Upgrade kemampuan peserta juga diberikan melalui
pendidikan-pendidikan, salah satunya workshop pertanian alami dengan output
membuat Pupuk Organik Cair (POC) dan mikroba alami. Beberapa peserta sudah
berhasil mempraktekkannya ditempat masing-masing. Bahkan telah mencicipi sayuran
hasil penggunaan POC pada tanaman bersama komunitas taninya.
Membahas koperasi mengingatkan saya dengan jumlah tunggakan simpanan wajib yang belum terselesaikan.
Inilah medium terakhir kami dalam menjaring pemuda(i) dengan upaya
menyelesaikan kontradiksi pokok anggotanya. Panjang umur Koperasi Sahabat Alam
*tulisan ini dibuat menyambut satu tahun Koperasi Sahabat Alam
Kegiatan Koperasi Sahabat Alam yang lain dapat dilihat di sini
--------
¹ wawancara dengan bendahara koperasi tanggal 22 Februari 2017
CONVERSATION